Friday, February 1, 2008

Ambil Untung dari Maraknya Hostile Take Over

Comcast, perusahaan media dunia, membuat kejutan pada 11 Februari lalu. Melalui penggagasnya yang juga CEO perusahaan itu, Brian Roberts, perusahaan tersebut berhasil mengakuisisi Walt Disney dengan harga tinggi, yaitu US$66 miliar.
Keberhasilan itu menempatkan Comcast-Disney pada jajaran teratas dari lima perusahaan media terbesar di samping News Corp., Time Warner, Viavom, dan NBC. Transaksi itu sekaligus merupakan pukulan terhadap raksasa media, Rupert Murdoch, yang sebelumnya membeli DirectTV dan menjadikan perusahaan medianya dengan kekayaaan US$39 miliar.

Transaksi bisnis dalam dunia media itu hanya sekedar contoh dari semaraknya akuisisi dan penggabungan dunia usaha akhir-akhir ini. Apalagi, akuisisi dengan watak memakasa, artinya yang diakuisi tidak berdaya secara finansial (hostile take over).

Otak dibalik take over tingkat global itu adalah lembaga-lembaga finansial yang memang bertugas sebagai penasihat dalam setiap transaksi. Sebut saja Morgan Stanley, Goldman Sachs dan sejumlah perusahaan sekuritas lainnya.

Misalnya saja, dalam transaksi Comcast-Disney, Walt Disney Corporation merekrut para ahli keuangan dari Goldman Sachs dengan tugas khusus membatalkan ambil-alih secara paksa tersebut. Pada ujung cerita, Goldman Sachs gagal menangkis serangan bisnis ala Roberts.

Menurut catatan Dan Lonkecih dari Bloomberg, hingga saat ini Morgan Stanley adalah sekuritas dengan reputasi teratas dalam urusan menyelamatkan serangan bisnis melalui akusisi atau ambil-alih paksa. Pada tahun lalu, perusahaan finansial itu berhasil menggagalkan empat rencana hostile take over dengan nilai US$33,3 miliar (Lihat tabel 1).

Cerita keberhasilan Morgan Stanley terakhir adalah pada Maret tahun lalu. Saat itu Iberdrola SA, perusahaan listrik berbasis di Madrid mendapat ancaman dari Gas Natural SDG SA yang bermarkas di Barcelona dengan nilai ambil-paksa sebesar US$29 miliar.

Mendapat ancaman seperti itu, CEO Iberdrola Jose Ignacio Sanches berpaling kepada Andres Esteban dan Jorge Lucaya yang memimpin tim investasi dari Morgan Stanley. Kedua orang ini harus mondar-mandir Madrid-London untuk memberikan pencerahan kepada pemagang saham utama Iberdrola.

Hendrik Hijink, pemilik 2% saham Iberdrola melalui Putnam Investments, memberi kesaksian soal kerja keras para ahli investasi dari Morgan Stanley. Merekalah, kata Hijink, yang berhasil meyakinkan para pemegang saham Iberdrola bahwa perusahaan mampu meningkatkan pendapatannya tanpa harus diakuisisi pihak lawan.

Jurus tim Morgan Stanley tidak sia-sia. Para pemegang saham Iberdrola akhirnya menolak akuisisi dan pada akhirnya Natural Energi Commission Spanyol turun tangan dan membatalkan rencana akuisisi itu pada Mei 2003.

Menurut perkiraan Lonkevich perusahaan sekuritas akan terus disibukkan dengan transaksi jenis ini yang mengalami peningkatan sejak 2003. Tahun lalu transaksi ambil-paksa meningkat menjadi US$98,8 miliar tahun sebelumnya US44,8 miliar. Jumlah transaksi itu diperkirakan 7,4% dari total akuisisi dan merjer.

Peningkatan jumlah hostile take over seiring dengan makin banyaknya perusahaan yang tidak berhasil mempertahankan kinerjanya. Situasi kinerja perusahaan seperti itu yang sangat kondusif untuk dicaplok secara paksa karena posisi tawarnya yang sangat rendah.

Bagi perusahaan investasi, maraknya merjer dan akuisisi membawa keuntungan yang luar biasa. Pasti, untuk pekerjaan yang berat seperti menggagalkan serangan lawan bisnis melalui hostile take over mendatangkan fee yang sangat besar pula.

Secara keseluruhan pada tahun 2003 bank-bank investasi itu memperebutkan fee sebesar US$10,1 miliar untuk seluruh merjer senilai US$1,22 triliun atau meningkat dari tahun sebelumnya US$1,12 triliun. Goldman mendapat fee paling besar, yaitu US$1,13 miliar, diikuti Morgan Stanley US$925 juta dan Merrill Lynch US$744 juta.
Menurut perkiraan, pada 2004 bank-bank investasi akan mendapat rejeki dari transaksi sejenis akuisis dan merjer, termasuk akuisisi melalui pengambialihan secara paksa. Sampai dengan 11 Februari 2004, total transaksi mencapai US$283,2 miliar atau meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

No comments: