Tuesday, January 22, 2008

Fondasi Perencanaan Keuangan

Abraham Runga Mali

Tanpa sebuah perencanaan yang matang, hampir mustahil Anda akan mencapai kebebasan finansial. Tentu saja banyak yang harus direncanakan. Tapi, satu hal yang harus dibereskan paling awal, yaitu pengelolaan bujet. Dan soal ini secara langsung terkait dengan kemampuan mengatur arus dana (cashflow) sehari-hari. Sudah mahirkah Anda dengan cashflow management ini?

Perencanaan keuangan itu adalah kebutuhan. Tapi, tidak semua orang bisa melakukannya. Pasalnya, cakupannya sangat komprehensif dan mendalam. Minimal ada enam hal yang harus direncanakan, yaitu perencanaan risiko (insurance planning), investasi (investment planning ), pendidikan (education planning), pajak pendapatan (income tax planning), pensiun (retirement planning) dan warisan ( estate planning).

Keenam hal tersebut sepertinya tak bisa dihindari kalau Anda memang bercita-cita mencapai kehidupan yang mapan. Atau mungkin saja-kalau Anda memutuskan untuk tidak menikah dan tidak memiliki anak-perencanaan pendidikan untuk anak-anak Anda bisa ditiadakan. Tapi urusan yang lain tentu tidak bisa. Jadi, tetap kompleks. Dan karena agak sedikit rumit, biasanya orang menggunakan jasa para perencana keuangan.

Sebelum Anda memasuki pada perencanaan enam hal itu, baik dengan bantuan perencanaan keuangan atau tidak, ada satu tahap yang harus dilewati lebih dulu, yaitu pengaturan pendapatan dan pengeluaran Anda sehari-hari. Itulah yang disebut dengan kecakapan dalam mengelola bujet atau kemampuan mengatur cashflow.

Selama mengatur arus kas ini belum beres, jangan pernah berangan-angan untuk pindah ke disiplin perencanaan keuangan yang lebih canggih. Coba tekuni dulu persoalan pengelolaan uang masuk dan uang keluar setiap hari. Tak peduli seberapa besar penghasilan Anda, kalau salah mengaturnya, maka sia-sialah berbagai rencana dan impian menuju kebebasan finansial.

Dan tentu saja membuat bujet itu susah-susah gampang. Anda harus mulai melakukan pekerjaan yang sederhana seperti mencatat semua belanja dan pengeluaran Anda setiap hari. Termasuk Anda perlu mengenal kebiasaan-kebiasaan dan gaya hidup Anda. Karena kedua hal itu berkaitan dengan pengeluaran uang. Yang penting di sini Anda harus disiplin dan jujur terhadap diri sendiri.

Beberapa tahap

Jeffrey H. Rattiner dalam bukunya Getting Started As Finncial Planner menjelaskan bahwa dalam pengaturan bujet diperlukan tiga tahap berikut. Pertama, seseorang harus memahami apa yang menjadi tujuan hidupnya dan hal-hal apa saja yang ingin dicapai secara rasional.

Misalnya untuk jangka panjang Anda berencana menyekolahkan anak di sebuah perguruan tinggi yang bermutu dengan biaya yang cukup mahal. Atau untuk jangka pendek Anda berniat untuk memperbaiki cashflow Anda yang mungkin selama ini terus-menerus didera defisit.

Tahap kedua Anda perlu mengetahui kondisi keuangan Anda yang riil saat ini. Katakanlah kondisi keuangan Anda selama enam bulan terakhir. Di tahap ini berbagai catatan pengeluaran setiap hari secara detil sangatlah diperlukan. Apa saja yang dibelanjakan selama ini? Apakah pendapatan Anda selama sebulan habis terpakai atau Anda masih harus berutang untuk menutupi semua pengeluaran itu? Pertanyaan-pertanyaan itu perlu dijawab secara saksama.

Tahap ketiga adalah merencanakan pengeluran dan merancang pendapatan. Sangat dianjurkan agar rencana pemasukan dan pengeluaran itu dibuat untuk jangka waktu setahun ke depan.

Misalnya dari sisi pendapatan, Anda perlu mencatat bahwa selain dari gaji, Anda juga memiliki pendapatan lain seperti dari hasil bisnis, dividen dan dari sumber-sumber pengahasilan lainnya. Pokoknya semua potensi pendapatan itu perlu dicatat. Tentu saja perkiraan pendapatan tersebut harus dilakukan secara realistis dan bila perlu dilakukan untuk jangka yang lebih panjang, misalnya tiga sampai lima tahun ke depan.

Begitu juga rencana pengeluaran harus diprediksi secara seksama. Di sisi ini perlu ditetapkan rencana untuk menyisihkan dana darurat sebesar enam kali dari besarnya pengeluran selama sebulan. Kalau pengeluaran Anda sebulan Rp3 juta maka sebaiknya dana darurat yang disiapkan adalah sebesar Rp18 juta.

Setelah memiliki cacatan tentang cashflow Anda, apa yang akan Anda atau perencana keuangan Anda lakukan? Sampai di sini, dari semua catatan cashflow dan kemungkinan pendapatan dan pengeluaran, Anda bisa melakukan sebuah 'cashflow planning' secara lebih tepat.

Bukan tidak mungkin misalnya berdasarkan evaluasi pada tahap cashflow planning ini Anda dipaksa untuk merevisi pengeluaran, atau menyesuaikan rencana-rencana Anda dalam setahun berdasarkan pemasukan yang mungkin Anda dapatkan.

Anda juga bisa melakukan restrukturisasi utang atau realokasi aset. Umpamanya Anda dijadwalkan untuk mempercepat pembayaran kartu kredit karena kalau tidak uang Anda untuk jangka panjang terkuras untuk membayar bunga yang memang cukup tinggi. Dan untuk mendukung restrukturisasi utang tersebut Anda harus merevisi sejumlah pengeluaran seperti pemangkasan biaya liburan dan rekreasi.

Sangat ideal kalau setelah cashflow planning itu Anda tidak memiliki defisit. Tapi kalau ada defisit, maka tak ada cara lain, Anda harus menekan pengeluaran dan standar hidup Anda. Bisa juga Anda dianjurkan untuk menghentikan sejumlah kebiasaan tertentu untuk penghematan. Katakanlah kebiasaan merokok atau kebiasaan menonton di bioskop.

Atau kalau Anda tidak mau menurunkan standar hidup, upayakan untuk menambah penghasilan tambahan. Mungkin dengan mencari pekerjaan sampingan, meningkatkan aktivitas bisnis atau memindahkan produk investasi ke produk lain yang memungkinkan return yang lebih besar.

Kekayaan bersih

Selain, soal bujet atau cashflow, Anda pada tahap perencanaan keuangan paling awal ini bisa menentukan berapa sebenarnya kekayaan bersih (net worth) yang Anda miliki saat ini. Cara menghitungnya juga tidak susah. Prinsip perhitungan kira-kira begini, jumlah semua aset yang Anda miliki seperti rumah, mobil dan aset-aset likuid Anda berupa deposito dikurangi semua kewajiban-kewajiban Anda termasuk utang-utang yang harus dilunaskan.

Mengetahui kondisi kekayaan pribadi ini sangat penting untuk perencanaan keuangan selanjutnya. Tak apa-apa kalau ternyata kekayaan Anda itu ternyata minus. Itu bukan pertanda bahwa keuangan pribadi atau keluarga Anda akan bangktrut. Atau kalau hasilnya, positif, itu tidak berarti Anda tak perlu lagi melakukan perencanaan selanjutnya. Justru perencanaan yang sesungguhnya baru dimulai dari tahap ini.

Perencanaan terhadap enam bidang yang disebutkan di atas baru bisa dilakukan setelah pengelolaan arus kas diselesaikan. Karena perencanaan itu berurusan dengan kondisi keuangan Anda yang riil saat ini.

Bagi Anda yang defisit, mungkin perencanaan investasi harus lebih ditingkatkan lagi. Mungkin juga Anda harus mulai realistis dengan rencana pendidikan anak-anak Anda dengan menyiapkan biaya kuliah untuk universitas yang lebih murah.

Begitu juga soal asuransi. Misalnya setelah melihat kondisi keuangan Anda, maka jenis asuransinya pun harus disesuaikan dengan kemampuan Anda membayar premi.

Sementara bagi Anda yang memiliki kelebihan dana atau kekayaan bersih yang positif, Anda bisa lebih meningkatkan lagi besarnya jumlah tabungan, baik untuk pendidikan, asuransi dan juga investasi Anda. Kalau Anda disiplin dengan semua perencanaan itu, Anda sudah berada di gerbang kebebasan finansial.

No comments: