Monday, January 21, 2008

Leisure, Plesir dan Kultur

Oleh Abraham Runga Mali



Berlibur, plesir adalah salah ritual para pekerja. Apalagi di penghujung tahun. Setelah mengabdi perusahaan atau menjalankan pekerjaaan untuk mencari nafkah selama berbulan-bulan, mereka lalu membuat jedah. Beristirahat.
Liburan bisa dinikmati di mana saja. Bisa di rumah saja, bisa juga dengan plesir. Dengan harapan mereka memperoleh tenaga dan insprasi baru agar bisa bekarya lebih optimal. Memang demikianlah arti kata rekreasi, yang sebenarnya, menciptakan kembali (re-creation). Apa yang diciptakan? Yaitu tadi, semangat, motivasi, bisi dan perspektif baru.
Plesir mengandaikan sebuah waktu luang (leisure). Seseroang lepas dari kungkungan rutinitas sehari-hari. Karena itu, idealnya waktu luang itu ada atau diadakan setelah orang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Makin terpenuhi kebutuhan hidup, makin banyak waktu luang yang bisa ia miliki.
Waktu luang itu tidak sama dengan saat nganggur. Ketika nganggur--karena tidak punyak pekerjaan—dan biasanya kebutuhan hidup belum terpenuhi secara memadai,tak ada waktu luang. Yang ada hanyalah kebingungan mencari-cari rezeki. Tak ada rekreasi tat kala orang cemas dan frustrasi.
Karena itu, orang tidak pernah mengaitkan waktu nganggur dengan sebuah olah rasa dan budi, yaitu kreasi. Di sana tak ada kebebasan untuk berkarya dan berekspresi.
Kultur justru lahir dari leisure. Karena pada saat luang, pikiran dan perasaaan seseorang lepas dari rutinitas nafkah dan kebutuhan. Di sana ada waktu, tenaga, dan kebebasan untuk mencipta. Kebebasan untuk berkarya. Syarat dari sebuah pengembangan kebudayaan.
Dengan demikian bisa dipahahani mengapa sebagian dari kebudayaan besar lahir dari pinggir sungai. Di sana ada kesuburan. Di sana orang tidak menghabiskan seluruh waktunya untuk berladang dan berburu. Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk menuai dan ada waktu untuk beristirahan dan menikmati. Selalu ada isnpirasi untuk berkreasi.
Beberapa contoh bisa disebutkan. Kebudayaan Mesopotamia lahir dari pinggiran sungai Tigris. Lalu ada lembah Nil di Mesir, sungai Gangga di India, lembah Rhein di Jerman, Bengawan Solo di Jawa. Begitu pula kerayaan Sriwijaya di Palembang tak bisa dipisahakan dari sungai Musi.
Orang-orang yang hidup di zaman itu memendam cerita tentang kecukupan makananan. Tak ada krisis air bersih. Tak ada perang yang berarti hanya untuk mempertahankan sebuah sumur air. Ada waktu luang. Leisure Mereka memiliki waktu yang banyak untuk berpikir dan mengerjakan hal-hal besar. Ada agama, filsafat, patung dan piramida. Roti, anggur, susu dan madu bukan perkara yang mencemaskan lagi.
Orang-orang modern, terutama mereka yang hidupnya sudah tercukupi dan pekerjaannya dibantu mesin dan teknik, mestinya memiliki waktu luang yang lebih banyak lagi. Dan menariknya, sebagian waktu luangnya itu dihabiskan untuk berpergian. Maklum mereka punya mobil, kapal, pesawat dan kereta api. Nenek moyang mereka telah menemukan semuanya dan mewarisi.
Itulah sebabnya di negara-negara maju, industri leisure sangat berkembang. Pariwisata termasuk di dalamnya jasa pengangkutan, biro perjalanan, pengelolaan tempat rekreasi, perhotelan merupakan industri primadona. Sebagaian uang mengalir ke wilayah itu.
Buku dan informasi yang paling laku di jual kota-kota besar mereka adalah yang berkaitan dengan urusan plesir. Bukan hanya informasi tempat hiburan, tapi juga informasi tentang daerah dan kebudayaan di sudut-sudut planet ini. Orang-orang modern haus untuk berpergian. Mereka ingin menikmati keindahan wajah dunia yang jauh dan berdialog dengan budaya yang baru.
Mereka bisa melakukan itu karena punya waktu dan uang. Kendati demikian tidak berarti mereka boleh berfoya-foya. Karena industri leisure bisa menelan uang mereka, berapa pun banyaknya.
Tak ada cara lain bagi mereka kecuali merencanakan liburannya dengan baik. Kapan, ke mana, berapa lama liburan harus ditetapkan. Saat yang tepat membeli tiket dan memilih biro perjalanan yang baik bukan urusan yang main-main. Kalau tidak, urusan plesir bisa mengganggu bujet keluarga dan pribadi.
Dan untuk mereka yang penghasilannya pas-pasan, perencanaan itu penting untuk menahan daya tarik industri leisure yang luar biasa menggoda. Jangan sampai urusan plesir mengganggu urusan yang lain. Masa Anda harus berutang lagi gara-gara plesir?

No comments: